Kamis, 14 Juli 2011

REKAPITULASI NILAI MATA KULIAH TEORI SASTRA KELAS C.6.4 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS BATURAJA

NO NO. POKOK NAMA MAHASISWA NILAI

1 1021214 MARDIANA B
2 1021012 P NASRIANA B
3 1021013 P RISKA DIANA NITA B
4 1021075 ANGGI SUBAGIO A
5 1021024 P RISMAWATI B
6 1021029 P NORALIA SAFITRI B
7 0921026 P SARIANA B
8 1021004 P SURYATI A
9 1021019 P DEDI PUTRA A
10 0921050 P ADISKA C
11 1021003 P NURHAZANAH B
12 1021030 P DEDI SAPUTRA B

REKAPITULASI NILAI MATA KULIAH TEORI SASTRA KELAS C.2.2 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS BATURAJA

NO NO. POKOK NAMA MAHASISWA NILAI

1 1021219 LINA ROSLIANA B
2 1021209 SUSANTI B
3 1021072 ELFARIA B
4 1021231 ENI ARTIKA SARI C
5 1021241 SITI HODIJAH B
6 1021235 FITRI WIDIANTI B
7 1021240 RIKA ASTUTI C
8 1021181 AJENG SRI RASPATI SYAM B
9 1021181 ZAKIYA MUNAWAROH B
10 1021173 LENA A
11 1021237 PRAMITA LIDYA M A
12 1021221 EVA SUSANTI B
13 1021227 MARIA ANJELINA B
14 1021193 SYARKOMI C
15 1021242 INTAN NANDA HATI B
16 1021212 WIDIA WATI B
17 1021228 DESI TERTINA B
18 1021176 HARTATI B
19 1021194 TIYAH SUHAINI B
20 1021022 ALEN VANLINDRI C
21 1021170 DESI HAYANI B
22 1021174 RENI KOSYANA C
23 1021243 AUDETA RHOMADONA C
24 1021177 LENI APRIANI B
25 1021225 MARTINA B
26 1021224 TRI ELNI MARADONA B
27 1021189 NURPAJERIATI C
28 1021223 JONI YANSAH C
29 1021063 NOVAN ANDYPRAYOGA C
30 1021233 PENI SARTIKA SARI C

REKAPITULASI NILAI MATA KULIAH TEORI SASTRA KELAS C.2.1 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS BATURAJA

NO NO. POKOK NAMA MAHASISWA NILAI

1 1021132 OKTA RUKMANA B
2 1021121 AYU INTAN PUTRI B
3 1021059 HIBICUS NILA MURICATA A
4 1021159 SELVIA KASTURI B
5 1021103 HERAWATI A
6 1021144 LELY YULIANINGSIH C
7 1021060 RITA WATI C
8 1021088 DIAN MAYA SARI B
9 1021046 IPANDERA C
10 1021248 ZULKORNAIN B
11 1021146 BAYINAH SABIHATUL H B
12 1021105 DWI SUSANTI B
13 1021218 EKA SAPTA APRILIA B
14 1021102 NETA RATU FITRIA B
15 1021031 OLGA ANGGUN KHARISMA LESTARI B
16 1021201 WAHYUONO B
17 721152 CIK YAM C
18 1021029 DORIS VANHOUTENZ C
19 1021128 AHMAD AULANI B
20 1021005 WARNI ROHATI B
21 1021006 YENNI SIFTRIANI C
22 1021112 ANA DWITIA B
23 1021032 M. F. PUTRI PERMATA SARI B
24 1021162 ARSIH C
25 1021086 YANTRA VOLTA ESTARIKO B
26 1021023 P FIRMAN ALI B
27 1021247 RIMBAWAN C
28 1021129 TOHER B
29 1021126 DAHLIA C
30 1021152 DEVI SAPUTRA C
31 1021006 P YULI RATNA SARI C
32 1021098 ANGGA ADI SAPUTRA C

REKAPITULASI NILAI MATA KULIAH KOMPUTER MULTIMEDIA KELAS C.6.4 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS BATURAJA

NO NO. POKOK NAMA MAHASISWA NILAI

1 821104 IDA ROYANI B
2 821025 SISKA OKTRIYANI A
3 821340 MARYAMAH B
4 821211 LIDIA NOVITA A
5 821131 WIWIDRA SEFTARIA A
6 821003 YATRI YUNITA C
7 721152 CIK YAM C
8 0821087 P HUSIN ABRAHAM A
9 0821099 P NIZARIANAH B
10 821317 EMA ARNANI B
11 821337 SUSI SUSANTI C
12 0821077 P JELIUS B
13 0821102 P YOSI GUSTINI C
14 821253 DIAN TRISIA ASTUTI C
15 821297 LIZA WATI C
16 821127 PUJI SITI AMINAH B
17 821326 SHERLY NOVRIYANTI B
18 821258 HERNI YUNITA A
19 821232 ISTILYAH B
20 821223 LINA APRIYANTI C
21 821246 MAYA ANJER WULAN B
22 821180 IMAM FADHOLI B
23 0921059 P VERA GUSTINI ROSA C

REKAPITULASI NILAI MATA KULIAH KOMPUTER MULTIMEDIA KELAS B.6.2 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

REKAPITULASI NILAI MATA KULIAH KOMPUTER MULTIMEDIA
KELAS B.6.2 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FKIP UNIVERSITAS BATURAJA

NO NAMA MAHASISWA NILAI

1 YENI DIANSARI A
2 MARIA A
3 RINI A
4 HERLIA AFRIANTI A
5 EMA YULIASARI A
6 ERMI NENGSI A
7 DESTA NATALIA B
8 ANI MARTINI A
9 PUJI LESTARI A
10 EKI MONIKA SARI A
11 TRI SETIANINGSIH A
12 SARI ADRIYANTI A
13 LINDA APRIANTI B
14 WIDYA SEVTYANI A
15 RIYA WATI A
16 RENI MARLINA A
17 DEVI YULIANTI A
18 ERNITA SARI R E A
19 HELDA B
20 MELISA MANDASARI A
21 HESTI APRILIA A
22 FITRI KURNIATI B
23 HERNOMO A
24 EMA OKTAVIANI B
25 ELPIYANI B
26 AR RAHMAN B
27 JULIAN AZRARI C
28 LEGA WATI A
29 HOIRUL ANMADI B
30 HIRIZON B

Senin, 02 Mei 2011

CARA CEPAT MENGETIK TANPA MOUSE

NO CARA CEPAT URAIAN
1 Cltr + A Blok seluruh tulisan
2 Cltr + B Membuat Bold (hitam)
3 Cltr + C Copy tulisan
4 Cltr + D Mengubah tulisan (font)
5 Cltr + E Menengahkan tulisan
6 Cltr + F Find, menemukan data dalam satu file
7 Cltr + G Cara cepat menuju ke halaman berikutnya/yang diinginkan
8 Cltr + H Replace, mengganti tulisan
9 Cltr + I Memiringkan tulisan
10 Cltr + J Meratakan tulisan kiri kanan
11 Cltr + K Insert hyperlink
12 Cltr + Shift + L Membuat bullet
13 Cltr + M Membuat alinea (Tab)
14 Cltr + N Menambah file baru (new)
15 Cltr + O Membuka document lain
16 Cltr + P Mencetak (print)
17 Cltr + R Membuat tulisan ke arah kanan
18 Cltr + S Menyimpan data (save)
19 Cltr + U Menggarisbawahi tulisan (underline)
20 Cltr + V Paste tulisan (setelah Cltr + C)
21 Cltr + W Menutup document
22 Cltr + Z Undo, mengembalikan ke posisi sebelumnya
23 Cltr + 1 Spasi 1
24 Cltr + 2 Spasi 2 (double)
25 Cltr + 5 Spasi 1,5
26 Cltr + { Mengecilkan tulisan
27 Cltr + } Membesarkan tulisan
28 Cltr + Shift + Membuat tulisan berada diatas (Ex: O2)
29 Shift + F3 Mengubah tulisan menjadi kapital, kecil, dan gabungan
30 Cltr + Alt + Del Mematikan program, apabila ngehank (End Task)

Minggu, 10 April 2011

DIKSI ATAU PILIHAN KATA

1. Pengertian Diksi

Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Selain itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.

Penggunaan ketepatan diksi ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya. Indikator ketepatan pilihan kata ini antara lain:

1). Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa Indonesia.

2). Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah penafsiran atau salah makna.

3). Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembicara.

4). Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.

Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi.

Syarat-syarat ketepatan pilihan kata atau diksi:

  1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu kata yang bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Konotasi dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam, lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan kesopanan.
  2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim. Kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda.
  3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya inferensi (kesimpulan) dan interferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh, bunting) dan syarat (ketentuan).
  4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapatnya sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan. Pemakai kata harus menemukan makna yang tepat di dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif canggih. Menurut kamus, modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
  5. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
  6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
  7. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya; mobil (kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan Toyota).
  8. Menggunakan dengan cermat kata yang bersinonim (misalnya pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitab); berhomofon (misalnya: bang dan bank); dan berhomografi (misalnya apel buah, apel upacara).
  9. Menggunakan kata abstrak dan kata kongkret secara cermat, kata abstrak (konseptual, misalnya pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: mangga, sarapan, dan berenang).

Selain ketepatan pilihan kata, pengguna bahasa harus pula memperhatikan kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak ditimbulkan atau suasana yang sedang berlangsung. Syarat kesesuaian kata adalah:

  1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak memcampuradukkan penggunaanya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan, misalnya hakikat (baku), hakekat (tidak baku), konduite (baku) kondite (tidak baku).
  2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat, misalnya kencing (kurang sopan) dan buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar) dan tunasusila (lebih halus).
  3. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya... melainkan juga (benar), bukan hanya ... tetapi juga (salah), tidak hanya ... tetapi juga (benar).
  4. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya: berjalan lambat, mengesot, dan merangkak; merah darah, merah hati.
  5. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis, misalnya: tulis, baca, kerja (bahasa lisan) à menulis, menuliskan, membaca, membacakan, bekerja, mengerjakan, dikerjakan (bahasa tulis).

2. Kesalahan Diksi dalam Kalimat

Di dalam kenyataannya tidak sedikit ditemukan kalimat tidak gramatikal yang disebabkan oleh penggunaan kata/pemilihan kata secara tidak tepat. Di dalam penyusunan kalimat diperlukan kecermatan dalam memilih kata supaya kalimat yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar. Jadi, kesalahan diksi ini meliputi kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kesalahan penggunaan kata. Berikut dikemukakan beberapa kesalahan diksi yang ada dalam kalimat.

2.1 Pemakaian Kata yang tidak Tepat

Ada beberapa kata yang digunakan secara tidak tepat. Kata dari dan daripada sering digunakan secara tidak tepat. Contoh:

- Hasil daripada penjualan saham akan digunakan untuk memperluas bidang usaha.

- Hasil penjualan saham akan digunakan untuk memperluas bidang usaha.

Kalimat di atas seharusnya tanpa kata daripada karena kata daripada digunakan untuk membandingkan dua hal. Misalnya, tulisan itu lebih baik daripada tulisan saya. Di dalam kalimat berikut pun terdapat kesalahan diksi, yaitu:

- Sebagian dari kekayaan pengusaha itu diserahkan kepada yayasan yatim piatu.

2.2 Penggunaan Kata Berpasangan

Ada sejumlah kata yang penggunaanya berpasangan (disebut juga konjungsi korelatif), seperti baik ... maupun..., bukan ... melainkan ..., tidak ... tetapi..., antara ... dan .... Di dalam contoh berikut dikemukakan pemakaian kata berpasangan secara tidak tepat.

- Baik pedagang ataupun konsonan masih menunggu kepastian harga sehingga tidak terjadi transaksi jual beli.

- Bukan harga sembilan bahan pokok yang mengalami kenaikan harga tetapi harga produk yang menggunakan bahan baku impor

- Sebagian pedagang tidak menaikkan harga melainkan menimbun sebagian barang dagangannya sampai ada ketentuan beberapa persen kenaikan harga dapat dilakukan.

- Antara kemauan konsumen dengan kemauan pedagang terdapat perbedaan dalam penentuan kenaikan harga.

Perbaikan kalimat di atas:

- Baik pedagang maupun konsumen masih menunggu kepastian harga sehingga tidak terjadi transaksi jual beli.

- Bukan harga sembilan bahan pokok yang mengalami kenaikan melainkan hasil produksi yang menggunakan bahan bakar impor.

- Sebagian pedagang tidak menaikkan harga tetapi menimbun sebagian barang dagangannya sampai ada ketentuan berapa persen kenaikan harga dapat dilakukan.

- Antara kemauan konsumen dan kemauan pedagang terdapat perbedaan dalam penentuan harga.

2.3 Penggunaan Dua Kata

Di dalam kenyataan terdapat penggunaan dua kata yang makna dan fungsinya kurang lebih sama. Penggunaan dua kata secara serentak ini tidak efisien. Kata-kata yang sering dipakai secara serentak itu, bahkan paad posisi yang sama, antara lain ialah adalah merupakan, agar supaya, demi untuk, seperti misalnya, atau daftar nama-nama. Contoh:

- Peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia adalah merupakan kewajiban kita semua.

- Agar supaya kita dapat mencapai hasil yang baik, marilah kita bermusyawarah dulu.

- Mulai sekarang marilah kita tingkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia demi untuk masa depan bangsa Indonesia.

- Peningkatan mutu tersebut memerlukan keterlibatan para ahli dalam berbagai bidang, seperti misalnya ahli kedokteran, ahli pendidikan, ahli komunikasi, dan lain-lain.

- Bersama surat ini saya lampirkan daftar nama-nama calon peserta penataran guru.

Perbaikan kalimat di atas adalah:

- Peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia adalah kewajiban kita semua.

- Peningkatan mutu penggunaan bahasa indonesia merupakan kewajiban kita semua.

- Agar kita dapat mencapai hasil yang baik, marilah kita bermusyawarah dulu.

- Supaya kita dapat mencapai hasil yang baik, marilah kita bermusyawarah dulu.

- Mulai sekarang marilah kita tingkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia demi masa depan bangsa Indonesia.

- Mulai sekarang marilah kita tingkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia untuk masa depan bangsa Indonesia.

2.4 Penghubung Antarkalimat dan Kata Maka

Kata maka sering menyertai ungkapan penghubung antarkalimat, seperti sehubungan dengan itu maka, oleh karena itu maka, dengan demikian maka, dan jika demikian maka. Sebagaimana pada contoh-contoh berikut ini:

- Sehubungan dengan itu maka suatu penelitian harus dibatasi secara jelas supaya simpulannya terandalkan.

- Oleh karena itu maka perencanaan penelitian harus disusun berdasarkan obsevasi lapangan.

- Dengan demikian maka rencana yang disusun dapat dilaksanakan dengan baik.

- Jika demikian maka penelitian tidak akan menemukan hambatan.

Contoh kalimat di atas banyak terdapat dalam ragam bahasa lisan. Kata maka pada kalimat-kalimat itu ditiadakan dan digunakan tanda koma karena kata maka tidak menyandang fungsi, atau unsur penghubung antarkalimat itu ditiadakan sehingga kata maka menjadi penghubung antarkalimat; dan susunan kalimat menjadi gramatikal.

2.5 Peniadaan Preposisi

Di dalam kenyataan penggunaan bahasa, orang sering tidak menyatakan unsur preposisi yang menyertai verba. Verba yang disertai preposisi itu kebanyakan berupa verba intransitif. Berikut dikemukakan beberapa contoh verba tanpa preposisi.

- Mereka pergi luar kota beberapa hari yang lalu.

- Mahasiswa di kelas ini terdiri 20 pria dan 25 wanita.

- Jumlah itu sesuai keadaan dan fasilitas yang tersedia.

- Penambahan daya tampung tergantung fasilitas yang tersedia.

- Kami tertarik kebijakan pimpinan fakultas dalam menangani meluapnya calon mahasiswa baru.

Verba pengisi predikat kalimat-kalimat tersebut perlu dilengkapi dengan preposisi sehingga menjadi lebih jelas pertalian maknanya dan kalimat di atas menjadi gramatikal.

- Mereka pergi ke luar kota beberapa hari yang lalu.

- Mahasiswa di kelas ini terdiri atas 20 pria dan 25 wanita.

- Jumlah itu sesuai dengan keadaan dan fasilitas yang tersedia.

- Penambahan daya tampung tergantung pada fasilitas belajar.

- Kami tertarik pada kebijakan pemimpin fakultas dalam menangani meluapnya calon mahasiswa baru.